Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Review The Paradise of Thorns

Ini adalah film bertemakan Queer

by nuty laraswaty
November 9, 2024
in Articles, Asia, Celebrity, Drama, Film Festival, Klasik, Komunitas, Movie Articles, Movies, Reviews, Trending
Reading Time: 3 mins read
A A
0
The Paradise of Thorns
Share on FacebookShare on Twitter

The Paradise of Thorns

Film yang berasal dari Thailand ini, menceritakan mengenai pasangan gay yang belum menikah membangun rumah, pertanian durian bersama.

Setelah salah satu pasangan meninggal secara tidak sengaja, keluarganya menyita aset karena kurangnya pengakuan pernikahan yang sah.

Mitra yang masih hidup berjuang untuk mendapatkan kembali properti dan pekerjaan hidup mereka bersama.

Film ini disutradarai oleh  Naruebet Kuno, dengan deretan penulis  Naron Cherdsoongnern, Naruebet Kuno dan Karakade Norasethaporn

Trailernya sebagai berikut

Review The Paradise of Thorns

Melalui babak pembuka, diperlihatkan bagaimana dua anak manusia yang saling mencintai, berupaya membangun sesuatu bersama.

Kegiatan ini nampak terlihat sangat mereka inginkan dan mereka secara bersama-sama juga telah membuat rencana jangka panjang .

Aura kebahagian terlihat jelas , hingga malapetaka itupun hadir.

Ceritapun jatuh pada nasib dan interaksi dari pasangan yang ditinggalkan yaitu Thongkam diperankan oleh Jeff Satur dan Mo diperankan oleh Engfa Waraha

Melalui beberapa adegan yang rapih, terlihat bagaimana aturan hukum di negara Thailand mengenai warisan dan juga pasangan Gay.
Namun Thongkam tetap bertahan untuk mendapatkan apa yang secara fakta merupakan haknya.
Adapun Mo bertahan, agar Ibu dan dirinya tetap berhak memperoleh semuanya berdasarkan hukum di Thailand.
Menurut Cinemags, fenomena ini sangat menyentuh akar masyarakat Asia yang kebanyakan masih mempercayakan segala sesuatu secara lisan.
Hukum dan kepastian hukum, biasanya terletak pada urutan kesekian, hingga saat terjadi yang tak dikehendaki. Fakta yang ada tak mampu mengalahkan aturan hukum yang berlaku.
Penggambaran area perkebunan, lokasi tempat tinggal, serta situasi politik penduduk desa untuk memperoleh kekayaan singkat juga ditampilkan dengan apa adanya.
Janda kembang, dengan mudah dapat meminta sesorang yang mabuk akan paras cantik dengan iming-iming kekayaan , melakukan segala hal.
Namun apa yang diperoleh dengan cara tidak baik, tentu hasilnya pun tidak akan bertahan lama serta abadi.
Rangkaian kecil sebagai akibat pemilihan cara yang salah, dengan cepat berbalik menghajar secara emosional baik Mo dan Thongkam.
Mereka berdua akhirnya kembali merasakan kehilangan yang besar dalam kehidupan mereka.
Pada akhirnya semua saling menerima dan melepaskan satu titik harapan , yang pernah ada dirajut bersama pasangan yang telah meninggal.
Layarpun tertutup , meninggalkan kesan bagi penonton, akan visual film yang luar biasa indahnya.
The-Paradise-of-Thorns
Menurut Cinemags, kekuatan secara keseluruhan film ini, adalah visualnya yang kuat.
Banyak sekali pengambilan adegan yang diambil dengan wide angle, serta saat kondisi sedang genting mengambil pengambilan gambar secara fokus.
Kesinambungan gambar dan juga kerapihan dalam editing serta merta menonjol dan memberikan warna indah saling terhubung.
Film ini memang cocok ditayangkan dalam acara festival film.
Ini dikarenakan apabila ada satu atau beberapa adegan saja terpotong, dikarenakan sensor film.
Akan menghilangkan inti sari dari keseluruhan alur ceritanya.
Gambar-gambar ini sangat sinematik dan mewakili definisi film itu sendiri, sehingga jika terlewat akan kehilangan momen penting.

 

Tags: Engfa WarahaJeff SaturKarakade NorasethapornNaron CherdsoongnernNaruebet KunoQueerThe Paradise of Thorns
Previous Post

JAFF Ke-19 “Metanoia” Usung Harapan Masa Depan Industri Film Sinema Asia

Next Post

Kabar Film Indonesia di Festival Film Internasional QCinema 2024 Philipina

Related Posts

Saw XI
Barat

Blumhouse Ambil Alih Franchise ‘Saw’, Jigsaw Siap Kembali dengan Lebih Sadis

20/06/2025
Godzilla Minus One
Action

Sekuel Godzilla Minus One Siap Masuki Tahap Produksi

20/06/2025
Proyek Film Thriller Besutan Kathryn Bigelow Ungkap Judul dan Tanggal Tayang
Action

Proyek Film Thriller Besutan Kathryn Bigelow Ungkap Judul dan Tanggal Tayang

20/06/2025
Dragon’s Lair
Action

Ryan Reynolds Siap Beraksi di Film Live-Action “Dragon’s Lair” yang Akan Disutradarai James Bobin

20/06/2025
Next Post
QCinema

Kabar Film Indonesia di Festival Film Internasional QCinema 2024 Philipina

Popular 24 Hours

  • Mouly Surya

    Mouly Surya Meraih Penghargaan Akira Kurosawa dari Tokyo Internasional Film Festival

    406 shares
    Share 162 Tweet 102
  • Sutradara Senior, Francis Ford Coppola Mendukung Pernyataan Martin Scorsese Mengenai MCU

    402 shares
    Share 161 Tweet 101
  • Siap-Siap, Netflix akan Menghadirkan Serial Live Action Avatar: The Last Airbender

    400 shares
    Share 160 Tweet 100
  • Cerita Para Pemeran dan Kreator Serial Gadis Kretek

    408 shares
    Share 163 Tweet 102
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags