Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Merdi Sihombing Membingkai Budaya Batak

Pergelaran ‘The Flying Cloth’ dimulai

by nuty laraswaty
November 16, 2024
in Articles, Events, Indonesia, Trending
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

The Flying Cloth adalah puncak perjalanan 25 tahun Merdi Sihombing berkarya di industri mode dan tekstil Indonesia.

Dalam pembukaan pergelaran ini, Sang Maestro berbagi cerita tentang wastra nusantara yang menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia.

Merdi, seorang desainer berdarah Batak, telah berkomitmen mengangkat keindahan dan kekayaan tradisi Indonesia ke panggung global. Ia tidak hanya konsisten meluncurkan koleksi, tetapi juga memastikan keberlanjutan melalui proses pembuatan material, pewarnaan alami, hingga teknik tenun tradisional.

 

Pada peragaan pembuka, Merdi menghadirkan dua kategori koleksi istimewa: busana glow in the dark dan busana tradisional seperti kebaya. Koleksi glow in the dark menjadi simbol inovasi yang ramah lingkungan, membuktikan bahwa fashion dapat menghemat daya listrik di runway. Di sisi lain, Merdi juga bertekad menghormati para pengrajin lokal yang karyanya kerap terabaikan.

 

“Runway identik dengan lampu-lampu, yang sudah pasti memakan banyak listrik. Dan koleksi glow in the dark yang dipakai para penari ini, bisa membuktikan bahwa pagelaran fashion itu bisa menghemat banyak listrik. Karena saat koleksi ini muncul di runway, semua lampu mati. Hanya motif-motif di bajunya yang menyala,” ujarnya lagi. Tepuk tangan riuh pun menggema menyambut koleksinya di Area Sunken, Museum Nasional, Senin lalu (11/11/2024)

Ia menambahkan, “Di sisi lain, orang-orang di balik penciptaan busana glow in the dark ini adalah seniman-seniman berbakat Indonesia, yang sering menjadi korban beli putus. Mereka menjual, tetapi tidak pernah tahu karyanya itu dibuat menjadi apa. Saya, punya misi untuk tidak lagi menyembunyikan pengrajin yang ada di belakang karya-karya ini. Saya mau menunjukkan kepada mereka, ini lho, hasil karyamu,” tuturnya. Di beberapa bagian pameran The Flying Cloth, Merdi memang menghadirkan sejumlah pembatik yang karyanya ia tampilkan dalam acara pembukaan tersebut.

Ada lima pilar besar yang dirangkum oleh Merdi untuk pergelaran 25 tahun perjalanan ini, yaitu Sustainable Design & Eco-Fashion, Seni Kolaboratif & Pelibatan Masyarakat, Revitalisasi & Reinventing Ulos, Etnomatika & Vernacular Design, serta Perempuan Indonesia.

 

Kelima pilar besar ini, diwujudkan dalam sebuah koleksi bertajuk “Perjalanan Kain Batak” yang berisi 15 looks, lengkap dengan identitas yang erat sekali dengan budaya Batak. Mulai dari model baju kurung, kain songket dan tentu saja selendang khas Batak, ulos.

Warna-warna yang dipilih untuk setiap looks dari koleksi ini dekat dengat adat masyarakat Batak, seperti merah, kuning, hijau, biru, putih gading dan oranye. Malam itu Merdi sukses menyihir para penikmat fashion yang terpukau dengan karyanya.

“Saya ingin mengajak kita semua di sini, untuk melihat lebih dekat pada keindahan wastra nusantara, kerajinan-kerajinan dan lain sebagainya. Ini adalah lebih dari sekadar tekstil. Ini adalah bagian dari identitas kita. Dengan menggunakan pewarna alami, teknik tenun yang diwariskan turun temurun, serta inovasi dalam desain dan pola, saya yakin, kita bisa membuktikan bahwa fashion dapat berjalan seiring dengan alam,” katanya lagi.

Ide dari Tanah Karo

Merdi juga menyadari bahwa industri kain tenun di Indonesia perlahan-lahan mulai tidak mendapat perhatian.

 

“Ada beberapa kain yang dasar idenya saya angkat dari Tanah Karo. Alasannya, penenun di Karo sudah punah. Sehingga, cara saya melestarikan kebudayaan tenun Karo ini adalah dengan cara mengangkat ide dasarnya, yakni teknik celup. Kalau dulu, semua kain ditenun sampai jadi, setelah itu diproses dengan teknik celup untuk pewarnaannya. Tapi karena penenun di sana sudah tidak ada, maka kain yang digunakan adalah kain jadi, namun untuk teknik pewarnaannya menggunakan teknik celup yang sama, seperti yang ada di dalam tradisi budaya Batak Karo,” ujar Merdi.

 

Ia tak menampik bahwa banyak orang yang meragukan pewarnaan alami karena dianggap pucat dan tidak cerah. “Tapi Anda lihat semua karya-karya saya. Warna-warnanya bisa cerah dan itu semua diwarnai secara alami. Alam kita luar biasa hebatnya. Jadi saya berharap industri ini juga mulai menyadari dan bisa mengeksplorasi agar industri fashion Indonesia bisa sustainable seluruhnya,” ujar Merdi.

 

Pergelaran ‘The Flying Cloth’ akan digelar di area Museum Nasional Indonesia sampai 24 November 2024.

Setiap hari, ada ragam aktivitas menarik untuk menghidupkan kembali keindahan wastra Indonesia dari sudut pandang seorang Merdi Sihombing. Mulai dari workshop, seminar, hingga instalasi.

www.merdisihombing.id
***

Tentang Merdi Sihombing 

Merdi Sihombing adalah lulusan Ilmu dan Desain Mode dengan hasrat untuk menafsirkan kembali tekstil tradisional dan pewarna alami dalam mode kontemporer. Terinspirasi oleh budaya Bataknya, ia mengeksplorasi keahlian tradisional dalam desain modern. Karyanya merayakan warisan budaya orang Batak yang kaya sambil merangkul inovasi dan mendorong batas kreativitas. Perjalanannya mencakup studi mode di Bunka dan ESMOD, kerajinan tekstil di Institut Kesenian Jakarta, dan kolaborasi berkelanjutan dengan komunitas adat di seluruh Indonesia. Dia berbasis di Jakarta - Indonesia, tetapi hatinya juga tinggal di Pulau Samosir - Sumatera Utara, Indonesia, di mana dia menjalankan pusat tenun Ulos bersama istri dan tiga putrinya. www.merdisihombing.id
Tags: Merdi SihombingTanah Karo
Previous Post

Kritik Film My Annoying Brother

Next Post

BION Studios Rilis Teaser Poster Film Hyperlocal Pertamanya, Ambyar Mak Byar.

Related Posts

Merayakan Keluarga Bersama  Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara, Menyentuh Hati Merangkul Orang Tersayang
Anak dan Keluarga

Merayakan Keluarga Bersama Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara, Menyentuh Hati Merangkul Orang Tersayang

19/06/2025
Tom Cruise
Barat

Akhirnya, Tom Cruise Akan Terima Oscar Pertamanya — Penghargaan Kehormatan dari Academy

19/06/2025
10 Film Petualangan Terbaik Sepanjang Masa, Berdasarkan Peringkat IMDb
Action

10 Film Petualangan Terbaik Sepanjang Masa, Berdasarkan Peringkat IMDb

14/06/2025
3 Film Romantis Robert Ronny yang Sukses Rebut Hati Penonton
Celebrity

3 Film Romantis Robert Ronny yang Sukses Rebut Hati Penonton

11/06/2025
Next Post
Ambyar Mak Byar

BION Studios Rilis Teaser Poster Film Hyperlocal Pertamanya, Ambyar Mak Byar.

Popular 24 Hours

  • Film Favorit Brie Larson

    Inilah 8 Film Favorit Brie Larson

    407 shares
    Share 163 Tweet 102
  • 6 Film Bertema Detektif yang akan Memutar Otak Anda

    451 shares
    Share 180 Tweet 113
  • 5 Film yang Cocok Untuk Ditonton Saat Ramadhan

    400 shares
    Share 160 Tweet 100
  • James Corden dan Ilana Glazer Bergabung dalam EmojiMovie

    399 shares
    Share 160 Tweet 100
  • HBO Rilis Teaser Trailer dari My Dinner with Herve

    399 shares
    Share 160 Tweet 100
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags